Selamat Datang

Halo ini jaringan web saya. Saya sedang mencoba menampilkan semua profil diri saya pada semua website, blog ataupun layanan lainnya yang berbasis website.

Thursday, April 9, 2009

Discipline Like Prayer


Oke… gue pikir, rutinitas gue memang belum sebegitu complicated, paling-paling yang bener-bener menyiksa diri ini adalah tatkala gue harus masuk kuliah jam setengah delapan. Rutinitas gue bener-bener harus serba cepat. Tak ada waktu setidaknya untuk rileks, bukan malas-malasan lho. Bangun tidur jam enam pagi, senam ringan, angkat dumbbell 4 repetisi (1 repetisi 10), push up, crunch sembari nunggu air matang, setelah itu, masak mie instant, nyeduh teh, sarapan sambil nonton gossip (berita jam setengah tujuh udah basi kali di teve) atau talkshow ringan pagi Jakarta di o channel bareng Erwin perengkuan dan jill van herst, abis gitu mandi dan siap berangkat ke kampus deh. Itu semua dilakukan dengan cepat dan tanpa bisa duduk santai. Rutinitas itu akan demikian fleksibel jikalau gue masuk jam sembilan. Kalau sebegitu sih biasanya, semua berjalan sesuai keinginan (kecuali air mati).

Itu dulu, sebelum gue nonton film the last samurai, pemainnya tom cruise, dan film itu bener-bener menginfluence gue untuk setidaknya berdisiplin seperti seorang samurai. Sebenarnya sih, semua bangsa didunia ini memiliki system (aduh bahasanya) tradisi disiplin diri yang berbeda-beda. Tahukah kamu kalau orang-orang inggris memilki tradisi having tea di sore hari, terus seorang penuntut ilmu dalam agama budha terbiasa duduk berjam-jam hanya untuk berdoa. Kegiatan itu mereka lakukan dengan kontinu, alias sangat disiplin, berbeda dengan diri ini yang sepertinya, begitu lembek tatkala cobaan datang. But anyway, mengenai tradisi, sekrang tahu gak sih kalau gue sebenarnya sedang berusaha, menciptakan rutinitas gue, lebih teratur lagi, tidak hanya di pagi hari, tapi juga di sepanjang hari.

Rutinitas ini berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan gue, yakni, bagaimana gue, setidaknya, menyisihkan beberapa waktu untuk berdoa lebih banyak, khusyuk duduk berdiam diri, membaca alquran dan membaca amalan haekal (semacam rosario dalam katolik). Jujur gue lakuin ini karena permintaan mama-ku, yang ia dapatkan juga dari kakek (almarhum). Sebelumnya sih, gue keberatan banget, cuman kayaknya setelah gue pikir-pikir, bagus juga untuk rutinitas gue, jangan sampai waktu gue habis hanya untuk bergosip ria, ketawa-ketiwi dan hanya memikirkan masalah dunia dan melupakan tujuan utama gue hidup, yakni mencari ridho tuhan dan… nirwana alias paradise. Jadi ya semacam disiplin diri dalam keagamaan lah.

By the way juga neh, sebenernya gue pengen banget punya rutinitas tetap dalam bagaimana gue menjalani hidup ini. Tentunya ada perubahan besar setelah gue punya computer. As I said, my desktop was bring the big impact on my life, surely all of my activity. Include on my activity is my routine. Jadinya ya… gue akan mengubah semua rutinitas gue, terutama dikampus yang selama ini under control. Diary, sebenarnya mungkin udah berkali-kali gue katakan, gue bingung banget kalau punya waktu luang di kampus. Gak tahu mau ngapain, masa ke perpus mulu, lagian juga banyak gak tahu, mau gabung ama temen gue bukan ahli gabung dan punya kesulitan dalam bergabung sama anak nongkrong. Dan juga bukan sikap gue untuk selalu menjadi follower. Mau gabung organisasi. Di UIN, kalau gak kenal politik ya… hanya akan dijadikan sapi perahan, kondisi di UIN bener bener gak bisa nerima adanya kreativitas, ide-ide orisinal hasil pemikiran kreatif belum begitu banyak yang nampak, yang ada palingan aktifitas debat politik yang tak kunjung habisnya. Yang notabene, pemikiran itu hanya menjiplak.

Well… jadi baiknya gimana dong, untuk sekarang, rutinitas gue harus bener-bener konsisten, janagn sampai hanya karena rasa malas dan halangan lain, gue jadi bermental tempe dan gak mau melakukan hal-hal yang gue tuh udah committed disitu. Untuk saat ini juga, waktu luang gue harus bener-bener gue curahkan untuk bikin cerpen dan ngembangin ide cerita novel yang udah mentah karena diendapkan setahun lamanya. Jadi, gue gak harus pusing mikirin apa kata orang. Toh ini kegiatan juga, dan kalaupun kemudian hari berhasil membuahkan hasil, ya… syukur alhamdulillah.


Saumi Rizqiyanto

March Big Jump 07

No comments:

Post a Comment